SAWAHLUNTO - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar Medi Iswandi bersama Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDA dan BK) Sumbar Fathol Bari melakukan peninjauan lapangan ke lokasi rencana pembangunan embung di Desa Tumpuak Tangah Desa Kumbayau Kecamatan Talawi, pada Kamis 02 Februari 2023.
Dalam peninjauan itu, Medi
dan Fathol didampingi Wakil Wali Kota Sawahlunto Zohirin Sayuti dan Sekretaris Daerah Kota Sawahlunto Dr.dr. Ambun Kadri, MKM, beserta sejumlah perangkat daerah terkait.
Pemprov Sumbar sedang melakukan perencanaan untuk pembangunan embung (cekungan/bendungan untuk menyimpan air) di Desa Tumpuak Tangah, tepatnya di Dusun Bukik Obang. Peninjauan yang dilakukan Bappeda dan Dinas SDA BK itu merupakan tahapan dari perencanaan tersebut.
Kepala Dinas SDA BK Sumbar Fathol Bari mengatakan untuk pembangunan fisik dijadwalkan mulai pada 2024 mendatang. Untuk 2023 ini diselesaikan semua proses perencanaan.
Disebutkan Kepala Bappeda Sumbar Medi Iswandi bahwa Pemprov Sumbar hadir membantu pembangunan embung tersebut karena dinilai membutuhkan anggaran yang besar, kemudian tingkat kebutuhan masyarakat akan ketersediaan air dari embung itu juga sangat tinggi.
"Pemprov Sumbar sekarang berkomitmen mengalokasikan 10 persen dari APBD untuk sektor pertanian. Kami meyakini pembangunan embung ini memberikan dampak besar meningkatkan hasil produk pertanian," kata Medi.
Wakil Wali Kota Zohirin Sayuti menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Sumbar yang telah menyatakan kesediaan untuk turun tangan membantu pembangunan embung Desa Tumpuak Tangah tersebut.
"Embung ini memiliki fungsi sangat besar tidak hanya bagi Desa Tumpuak Tangan, tapi juga banyak desa di sekitarnya. Karena posisi Desa Tumpuak Tangah ini paling tinggi, jadi nanti kalau sudah ada embung di sini maka airnya bisa dialirkan sampai ke desa-desa tetangga," kata Wawako Zohirin.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Kepala Desa Tumpuak Tangah Rudi Guslianto, menurut dia kehadiran embung akan membuat warga lebih sejahtera karena tidak perlu lagi membeli air.
"Jadi selama ini salah satu pengeluaran paling tinggi bagi warga kami adalah membeli air, itu ada yang sampai satu juta rupiah setiap bulannya. Tentu nanti kalau ada embung, air mengalir sampai ke rumah tidak perlu lagi membeli air sehingga uang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain," ujar Rudi menjelaskan.
Selain untuk kebutuhan rumah tangga, disampaikan Rudi bahwa air dari embung itu nanti juga akan mengairi ratusan hektar sawah, bahkan kalau airnya lancar maka sawah itu bisa ditanam dua kali setahun, meningkat dari sekarang itu hanya sekali setahun saja. (Prokopim)