Sawahlunto, Kamis, 17 Juli 2025 — Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, meninjau sekaligus beraudiensi dengan mahasiswa dan dosen peserta International Documentation Camp of Vernacular Architecture (Indonesia Vernadoc) yang tengah melakukan penelitian dan dokumentasi terhadap kincir air atau kincia lasuang—pabrik kopi tradisional yang berlokasi di Desa Silungkang Duo, Kecamatan Silungkang.
Program Indonesia Vernadoc 2025 mengusung tema kincir air, dengan kincia lasuang sebagai salah satu objek utama dokumentasi. Teknologi tradisional ini digunakan oleh masyarakat Silungkang untuk menumbuk biji kopi, digerakkan sepenuhnya oleh energi air.
Metode Vernadoc sendiri merupakan pendekatan ilmiah dalam mendokumentasikan arsitektur vernakular atau bangunan tradisional, menggunakan teknik gambar manual yang terukur dengan media pensil, pena, dan tinta. Seluruh proses dilakukan langsung di lokasi (on site) melalui observasi mendalam terhadap bentuk serta fungsi bangunan.
Kegiatan ini diikuti oleh 27 mahasiswa dan dosen dari lima negara: Indonesia, Malaysia, Thailand, Austria, dan Swedia. Dokumentasi berlangsung selama dua pekan, yakni pada 14 hingga 28 Juli 2025.
Dalam sambutannya, Wali Kota Riyanda menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap dedikasi para peserta dan panitia atas kontribusinya dalam penguatan dokumentasi ilmiah terhadap teknologi lokal.
“Program ini bukan sekadar kegiatan penelitian, tetapi juga upaya konkret dalam melestarikan warisan budaya dan teknologi masyarakat. Dokumentasi visual yang dilakukan secara ilmiah akan menjadi referensi berharga bagi generasi mendatang,” ujar Wali Kota Riyanda.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Sawahlunto terbuka untuk berkolaborasi dengan para peserta maupun institusi asal mereka. Kolaborasi ini diharapkan dapat mengintegrasikan hasil dokumentasi ke dalam strategi pelestarian, revitalisasi teknologi tradisional, dan pengembangan wisata berbasis warisan budaya.