Sawahlunto – Pada bulan September lalu dalam upaya terobosan untuk menekan angka stunting dari hulu, UPTD Puskesmas Talawi, telah menyelenggarakan Sosialisasi Bahaya Anemia pada Remaja Putri.
Kegiatan ini menjadi yang pertama kali dilakukan dari desa di Kecamatan Talawi, di luar agenda rutin petugas kesehatan yang memberikan sosialisasi di sekolah-sekolah. Inisiatif ini merupakan bagian dari perencanaan strategis Desa Sijantang Koto untuk menciptakan generasi remaja putri bebas anemia sebelum memasuki masa kehamilan. Anemia merupakan suatu kondisi tubuh dimana kadar Hb dalam darah lebih rendah dari normal, yaitu di bawah 12 g/dL pada usia 12 tahun keatas dalam keadaan tidak hamil. Pada kegiatan ini dijelaskan oleh dokter bahwa anemia terjadi pada 29,9% wanita usia subur dan 27,2% pada remaja putri menurut data WHO tahun 2021.
Acara yang diikuti oleh sekitar 50 remaja putri ini dilaksanakan secara komprehensif, meliputi:
Dalam paparannya, dr. Mareza menekankan bahwa remaja putri yang mengalami anemia adalah faktor penyumbang utama prevalensi stunting. Gejala ringan seperti lesu dan menurunnya konsentrasi dapat berdampak besar pada kemampuan belajar, gejala sedang berupa jantung berdebar, sesak dan cepat lelah, sementara anemia berat meningkatkan risiko komplikasi seperti gagal jantung dan syok.
UPTD Puskesmas Talawi terus mendorong strategi pencegahan melalui:
Melalui upaya kolaboratif ini, Dinkesdaldukkb Kota Sawahlunto berharap tercipta Remaja Putri Bebas Anemia.. Sehat, Cantik, dan Ceria, yang siap menjadi calon ibu sehat bagi generasi emas Indonesia.