Sawahlunto, [10 Desember 2025] – Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan
korban bencana di Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, tahun 2025, menjelma
menjadi kisah inspiratif tentang kegigihan dan gotong royong masyarakat.
Program yang digulirkan oleh Bidang Perumahan dan Permukiman DPKP2LH ini
mencapai kemajuan pesat berkat skema unik: pembangunan rumah dilakukan
secara swakelola oleh penerima bantuan itu sendiri..
"Bantuan dari pemerintah adalah
modal, tapi yang membangun fondasi rumah ini adalah tangan dan semangat kami sekeluarga.
Setiap bata yang kami pasang terasa berbeda, karena kami tahu, ini adalah mimpi
yang kami wujudkan sendiri," ujar salah seorang Penerima bantuan ini di
Kecamatan Talawi dengan senyum bangga.
Semangat Lokal Mempercepat Pembangunan
"Semangat gotong royong di
Talawi sangat tinggi. Dengan membangun sendiri, penerima bantuan bisa menghemat
biaya tukang. Penghematan ini otomatis dialihkan untuk memastikan material yang
digunakan lebih berkualitas dan sesuai standar rumah layak huni," jelas Yuli,Tim Fasilitator Lapangan dari Bidang PERKIM DPKP2LH Sawahlunto. "Ini tidak
hanya percepatan, tapi juga efisiensi anggaran dan peningkatan rasa
kepemilikan."
Meskipun swakelola, DPKP2LH tetap
menjamin kualitas konstruksi. Tim Pengawas melakukan monitoring intensif pada
setiap tahapan kritis, seperti pemasangan pondasi, struktur, dan rangka atap.
Pendampingan ini penting untuk memastikan rumah yang dibangun aman.
Keberhasilan di Talawi ini menjadi
model implementasi program bantuan rumah yang mengedepankan pemberdayaan
masyarakat. Program rehabilitasi RTLH dan korban bencana di Sawahlunto
tahun 2025 ini membuktikan bahwa sinergi antara bantuan pemerintah dan
partisipasi aktif masyarakat adalah kunci utama dalam menuntaskan masalah
hunian layak dan memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat.