DISPARPORA - Geopark Nasional Sawahlunto, Sumatera Barat, makin dikenal kalangan ahli geolog tanah air dan jadi objek penelitian perguruan tinggi dari Universitas Jambi, Universitas Islam Riau, dan Universitas Negeri Padang, dan beberapa perguruan tinggi lainnya, bahkan menarik pula bagi Petronas University, Malaysia. Ahli geologi, spesialis salah satu atau lebih bidang ilmu kebumian yang mempelajari proses bagaimana batuan terbentuk dan apa yang terjadi pada batuan tersebut sejak terbentuk sangat mengagumi hasil temuan Geosite Fossil Ikan Gurami Ombilinichthys yamini dari formasi Sangkarewang di Desa Tumpuk Tangah, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Ombilinichthys yamini merupakan genus ikan purba yang telah punah dari lembah Ombilin, Sumatra Barat. Spesies ikan ini pertama kali di deskripsikan oleh Murray dan tim penelitiannya pada tahun 2014. Dari beberapa fosil yg dikumpulkan dari endapan lakustrin, Formasi Sangkarewang pada tahun 2009. Hanya ada satu spesies dalam genus ini, yaitu Ombilinichthys yamini. Nama genusnya diambil dari tempat penemuan fosil tersebut, yaitu lembah Ombilin, Sawahlunto, Sumatra Barat. Sementara nama spesiesnya yamini diambil dari nama seorang pejuang Kemerdekaan Indonesia Prof. Mohammad Yamin (Yamini), yang lahir di Talawi, sebuah Nagari (desa) di Kota Sawahlunto, dimana fosil ikan ini ditemukan pertama kalinya.
Ombilinichthis yamini hidup dipertengahan Eosen, yakni saat pemisahan Antartika yang menciptakan jalur air dalam diantara kedua benua itu sehingga tetcip arus Sirkum-Antartika diperkirakan terjadi 55-36 Juta tahun silam. Ini mengubah pola sirkulasi samudra dan terjadinya perpindahan panas global hingga mengakibatkan terjadinya peristiwa pendinginan global di akhir Eosen. Menurut hasil temuan Murray dan tim penelitinya ukuran ikan ini relatif kecil, sekitar 4-5 cm. Spesies ini kemudian dikelompokkan dalam ordo Anabantiformes, dan family Osphronemidae ikan gurame. Ikan ini berkemungkinan besar merupakan Anabantiformes, atau malah Osphronsmus paling awal yg pernah diketahui para geolog. Bukti paleontologi ini menunjukan proses sedimentasi Formasi Sangkarewang terjadi pada lingkungan air tawar.
Ditemukannya Fossil Ombilinichthis yamini ini, menjadi keberuntungan bagi Kota Sawahlunto. Alasannya, fosil ini hanya ada di Desa Tumpuk Tangah, sebuah desa terujung di Kota Sawahlunto berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Tanah Datar.